
Jakarta (ANTARA) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih memastikan lokasi jet pribadi yang diduga dibeli menggunakan uang hasil korupsi kasus dugaan suap dana operasional Papua senilai Rp1,2 triliun.
“Untuk sementara, kami sudah sedikit banyak terinformasi, dan tinggal memastikan saja,” ujar Ketua KPK Setyo Budiyanto di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jakarta, Jumat.
Walaupun demikian, Setyo mengatakan bahwa informasi tersebut belum dapat diungkap kepada publik.
Ketika ditanya jurnalis mengenai lokasi jet pribadi berada pada salah satu negara di Asia Tenggara, Setyo tetap enggan memberitahukan informasi tersebut.
“Ada di suatu tempat,” jawabnya.
Sementara itu, dia menegaskan bahwa KPK akan melakukan pendalaman secara maksimal terkait lokasi pasti jet pribadi tersebut.
“Pendalaman secara maksimal dari keterangan saksi, kemudian kami cek posisinya gitu ya, memastikan proses (pembelian, red.) juga transaksinya gitu, bahwa memang betul dilakukan oleh para pihak yang satunya sudah meninggal,” katanya.
Sebelumnya, KPK menduga uang korupsi dari kasus suap dana operasional Papua digunakan untuk membeli jet pribadi.
Oleh sebab itu, KPK memanggil Presiden Direktur PT RDG Airlines Gibrael Isaak sebagai saksi kasus tersebut pada Kamis (12/6). Namun, yang bersangkutan mangkir.
Pada 11 Juni 2025, KPK mengungkapkan bahwa kasus yang berkaitan dengan dugaan suap dana penunjang operasional serta program peningkatan pelayanan kedinasan kepala dan wakil kepala daerah Pemerintah Provinsi Papua tahun 2020–2022 mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp1,2 triliun.
KPK juga mengungkapkan bahwa tersangka kasus tersebut adalah mantan Bendahara Pengeluaran Pembantu Kepala Daerah Provinsi Papua Dius Enumbi, dan mantan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Akan tetapi, status tersangka Lukas Enembe gugur setelah yang bersangkutan meninggal dunia pada 26 Desember 2023.
Pewarta: Rio Feisal
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025
Leave a Reply